Rabu, 18 November 2015

Kopi dan Variannya

Oleh  : Annisa,SP 

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan. Selain sebagai sumber penghasilan bagi tidak kurang satu setengah juta jiwa petani Indonesia, kopi juga menjadi komoditas andalan ekspor dan sumber pendapatan devisa negara. Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempati peringkat ke empat terbesar didunia.Kopi memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tanaman kopi berasal dari famili Rubiaceae yang  terdiri atas sekitar 500 genus dan lebih dari 6000 spesies. Sebagian besar tumbuhan ini berwujud semak dan tumbuh baik pada iklim tropis.

Ada empat jenis kopi yang dikenal,yaitu kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan ekselsa. Kelompok kopi yang dikenal memiliki nilai ekonomis dan diperdagangkan secara komersial yaitu kopi arabika dan kopi robusta.

A.   Arabika 

 

Awalnya jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah arabika, lalu liberika dan terakhir robusta. Kopi jenis arabika sangat baik ditanam didaerah yang berketinggian 1.000 – 2.100 di atas permukaan laut. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi,cita rasa yang dihasilkan oleh biji kopi akan semakin baik. Selain itu perakaran tanaman kopi arabika lebih dalam dibandingkan dengan perakaran kopi robusta. Karena itu perkebunan kopi arabika hanya terdapat di beberapa daerah tertentu . Berikut beberapa penanaman jenis kopi arabika yang terkenal di Indonesia.

Propinsi Sumatera Utara (Tapanuli utara, Dairi, Tobasa, Humbang, Mandailing, dan Karo)Propinsi AcehPropinsi LampungBeberapa Propinsi dipulau Sulawesi , jawa dan Bali.

Berbagai klon unggulan dari Puslikoka Indonesia diantaranya AB3, S795, USDA 762, Kartika 1, kartika 2, Andungsari 1 dan BP 416.  Sebagai gambaran awal , hasil produksi arabika klon kartika sekitar 800 – 2.500 kg/ha/tahun (ditjenbun, 2002). Berikut karakteristik biji kopi arabika secara umum :

Rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 – 20%)Bentuknya agak memanjang.Bidang cembungnya tidak terlalu tinggi.Lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya.Ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah.Celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk.Untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih.Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang – kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi.

Kopi arabika pertama kali dibudidayakan di Indonesia pada tahun 1969. Awalnya, pengembangan jenis kopi arabika merupakan varietas typical dan borbon. Turunan dari penyilangan kedua varietas tersebut diantaranya caturra, pacas, san ramon,Sumatra dan marogogipe. Berbagai varietas tersebut terkenal dengan mutu yang baik, tetapi sebagian besar masih rentan terserang hama dan penyakit.           

Dalam perkembangannya selama lebih dari 50 tahun, kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit. Beberapa negara yang telah melakukan perbanyakan tanaman jenis arabika antara lain Kolombia, Brazil,India dan beberapa negara di Amerika Tengah.

Tabel 1. Perkembangan bahan tanam kopi arabika yang dianjurkan di Indonesia.

 

B.   Robusta 

 

Tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika . Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas. Pasalnya kopi jenis robusta, dapat tumbuh diketinggian  yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika.

Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah. Saat ini, beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida, seperti klon BP 39, BP 42, SA13, SA 34 dan SA 56. Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x, BP 234, BP 288, BP 308, BP 358, BP 409, BP 436, BP 534, BP 936, SA 203, SA 234, dan SA 237. Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 – 2.000kg/ha/tahun (Ditjenbun,2002). Berikut karakteristik Fisik biji kopi robusta

Rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 – 22%)Biji kopi agak bulat.Lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika.Garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata.Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit.

Kini tanaman kopi robusta telah berkembang pesat dan mendominasi areal tanaman kopi di Indonesia.

Tabel.2. Perkembangan Penggunaan bahan tanam kopi robusta 

 

Tabel.3 Perbedaan karaskteristik biji kopi arabika dan robusta setelah penyanggraian dalam berbagai umur simpan.

 

C.   Liberika

 

Kopi Liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika barat. Kopi ini dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Di abad-19, jenis kopi ini didatangkan keIndonesia untuk  menggantikan kopi arabika yang terserang oleh hama penyakit.

Dahulu, kopi liberika pernah dibudidayakan  di Indonesia, tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani. Pasalnya,bobot biji kopi keringnya hanya 10% dari bobot kopi basah. Selain perbandingan bobot  basah dan bobot kering, rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia. Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 – 12%.

Karakteristik biji kopi liberika hampir sama dengan jenis arabika. Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hamaHemelia vastatrixi disbandingkan dengan kopi jenis arabika. Kopi LiberikaBeberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei.

Kopi liberika memiliki beberapa karakteristik:

Ukuran daun,cabang,bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan kopi robusta.Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.Kualitas buah relatif rendah.Produksi sedang, (4,-5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%Berbuah sepanjang tahun.Ukuran buah tidak merata/tidak seragamTumbuh baik di dataran rendah.

kopi liberika termasuk tanaman hutan dan banyak terdapat di pedalaman Kalimantan dan sudah berabad lamanya menjadi minuman tradisional suku Dayak di sana. Pohon kopi liberika ini bisa mencapai ketinggian 30 m, dan biji kopi liberika merupakan biji kopi dengan ukuran terbesar di dunia.

D.   Excelsa 

Saat ini sedang dalam kajian peneliti Puslitkoka untuk diajukan pelepasan varietasnya. Kopi jenis ini tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid. Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu.

Dewevrei Coffeaatau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia. Kopi Ekselsamerupakanjenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap, atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta.  Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut, kemudian cukup 3,5 tahun, tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar. Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat  – JAMBI sejak 50 tahun yang lalu. Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku. Jenis Kopi Ekselsa(Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi , bahkan beberapa tahun terakhir mengalami  peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26.000 per kilogram. Jambi memang merupakan daerah yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini, tepatnya  di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut, seperti di Kec. Pengabuan, Kec. Betara, Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara. Sehingga sudah seyogyanya pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap pengembangan  (Excelsa) agar dapat meningkatkanpendapatan daerah dari sektor perkebunan kopi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat  – Jambi.

Keunggulan kopi excelsa.

Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit. Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia. Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain : mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah dibudidayakan, dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta. Dalam 3,5 tahun, tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 1,2 ton per ha.

Daftar Pustaka

 

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.

Wijaya Kukuh, W dkk. 2008. Biologi dan Ekologi Tanaman Kopi. Yogyakarta.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta. Penerbit Penebar Swadaya.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya tanaman Kopi.  Bandung. Penerbit  CV. Nuansa Aulia.

Lubis, Susilawati dan R, Hulupi. 2012. Observasi Kopi Excelsa di Jambi.

Yusianto.1999. Kopi : Pengolahan Mutu, Komposisi kimia, Citarasa. Jember. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

http://www.wikipedia.org

http://www.deptan.go.id

www.Bundaeda.wordpress.com

________________________
Disadur dari: http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpmedan/berita-209-kopi-dan-variannya-.html

- Gambar adalah biji kopi sirsah kualitas 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar